Sepenggal Malam di Negeri Marlion Park, Singapura

Singapura asal bahasa Melayu (Sanskrit ? "Kota Singa"), seolah-olah menggambarkan pada kita adalah pada kehidupan hutan rimba yang dirajai oleh seekor Singa, raja hutan dari perkumpulan para binatang yang ada.

Negeri Singapura berkat kemajuan negaranya saat ini, tidak tertutup kemungkinan akan mendapat julukan sama, satu-satunya raja dunia melayu yang ada di Asia Tenggara.

Jika seseorang berbicara tentang negara Singapura, apa yang ada di benak kita sebagai warga Indonesia?! Negara maju, negara industri, negara yang mata uangnya 1 Dolar Singapura (S$) sama dengan 10.990 Rupiah, negara yang memiliki Sumber daya manusia yang hebat, atau negara melayu pecahan dari Malaysia yang pernah jatuh miskin dan hampir kembali   bersatu dengan Malaysia atau negara yang dipenuhi warga Cina.

Singapura sebagai negara maju, negara korupsi terendah ke-7 dunia, paling pro bisnis, untuk menarik para pebisnis dunia, Singapura memiliki pajak rendah, memiliki sistem ekonomi pasar berorientasi perdagangan yang maju, bahkan sebagai ekonomi paling terbuka di dunia sehingga Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tertinggi ke-3 di dunia.

Seorang teman dari Amerika Serikat berkata pada saya saat bersantai Ngopi pagi di Mc Donalds.

Jika ingin melihat Amerika Serikat, lihatlah Singapura. Singapura dan Amerika itu sama, kata teman yang beranak tiga dan tinggal di Indonesia untuk berbisnis sejak tiga tahun yang lalu.

Kita bisa bayangkan, jika menyamakan kemajuan Singapura dengan Amerika Serikat, sehebat itukah Negara kecil Singapura itu.

Kelebihan apa yang mereka miliki sehingga menyamakan Amerika & Singapura.

Tentu jika mencermati perkataan teman di atas, ini bukan hal yang spekulatif melainkan melalui eksplorasi dan empiris dari berbagai kondisi sosio-ekonomi yang ada karena dia Pebisnis.

Sebagai seorang pemerhati sosial banyak hal yang ingin dituangkan sebagai kelebihan negara kecil Singapura, tapi penulis hanya melihat satu contoh kelebihan Singapura sebagai negara kecil tapi memiliki daya saing besar dibandingkan negara-negara Asia lainnya, yaitu bahasa.

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan interaksi. Bahasa yang digunakan di Singapura adalah bahasa dunia yaitu bahasa inggris, jangan heran jika hampir di setiap keadaan, dalam melakukan hubungan interaksi menggunakan bahasa inggris, baik formal maupun nonformal.

Demikian juga para Tenaga Kerja Asing yang masuk di Singapura harus menguasai bahasa inggris karena jika tidak, maka akan mengalami kesusahan dalam berkomunikasi di Singapura.

Mereka yang lama tinggal di negara tersebut akan terbiasa dengan bahasa inggris, dari kebiasaan itu, mereka pun mampu berbicara dengan fasih bahasa dunia. Sebagai pembanding sebagai orang Indonesia, tentu sangat kagum pada hal itu.

Kenapa tidak, negara kita tercinta Indonesia di tengah-tengah hiruk pikuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kita terkendala pada bahasa dunia, yaitu bahasa inggris.

Jangan heran jika di beberapa perguruan tinggi yang ada di Indonesia, sebagai syarat untuk masuk perguruan tinggi harus melalui atau di buktikan dengan sertifikat bahasa inggris.

Demikian pun program-program pemerintah di antaranya melalui dunia pendidikan sebagai syarat utama adalah kemampuan berbahasa  inggris.

Diantara negara yang ada di Asia tenggara, hanya Negeri Singapuralah yang maju begitu pesat dan signifikan terhadap perkembangan modenisasi dan teknologi.

Sehingga bahasapun yang berkembang pesat dalam melakukan hubungan interaksi sosial adalah bahasa inggris tanpa mengesampingkan nilai-nilai dan kearifan lokal bahasa Melayu itu sendiri.

Saya memiliki beberapa teman dari Indonesia, mereka sudah beberapa tahun tinggal di Singapura sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), karena kesusahan mencari kerja di Indonesia, secara pribadi kagum pada teman tersebut, selain karena sebagai TKI Baby Sitter dia fasih dalam bahasa inggris, sehingga tidak heran dengan mereka hanya bermodalkan bahasa inggris teman tersebut berkeliling di negara Asia dan Eropa jika ada waktu cuti yang diberikan oleh atasan alias bosnya.

Jujur, jika membandingkan Singapura dengan Indonesia, bukan pesimis atau mendiskreditkan bangsa Indonesia yang kita cintai ini, melainkan sebagai refleksi dan evaluasi kesadaran, bahwa jika bangsa kita ini sangat tertinggal dengan negara tetangga yang satu ini.

Masjid Sultan, Kampung Arab, Singapura.

Sumber : www.alagraph.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages